Seorang gadis cilik bertanya pada Emaknya
“Emak…ceritakan padaku tentang Akhwat Sejati”. Sang Emak pun menoleh dan
tersenyum seraya menjawab
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari
kecantikan paras wajahnya, tetapi dari kecantikan hati yang ada dibaliknya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari
bentuk tubuhnya yang mempesona, tapi dilihat dari sejauh mana Ia menutupi
bentuk tubuhnya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari
begitu banyak kebaikan yang diberikan, tetapi dari keikhlasan Ia memberikan
kebaikan itu.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari
seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dari apa yang sering mulutnya
bicarakan.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari
keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara.
Sang Emak terdiam sembari menatap
putrinya “Lantas apa lagi Mak…?”
Ketahuilah putriku…. Akhwat Sejati
bukan dilihat dari keberaniannya berpakaian, tetapi dilihat dari sejauh mana ia
berani mempertaruhkan kehormatannya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari
kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatirannya yang
mengundang orang jadi tergoda.
Kemudian gadis cilik itu bertanya lagi pada Emaknya
“Emak…ceritakan padaku tentang
Akhwat Sejati”
Sang Emak pun menoleh dan tersenyum
seraya menjawab
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari
kecantikan paras wajahnya, tetapi dari kecantikan hati yang ada dibaliknya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari
bentuk tubuhnya yang mempesona, tapi dilihat dari sejauh mana Ia menutupi bentuk
tubuhnya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari
begitu banyak kebaikan yang diberikan, tetapi dari keikhlasan Ia memberikan kebaikan
itu.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari
seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari
keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara.
Sang Emak terdiam sembari menatap
putrinya
“Lantas apa lagi Mak…?”
Ketahuilah putriku….
Akhwat Sejati bukan dilihat dari
keberaniannya berpakaian, tetapi dilihat dari sejauh mana Ia berani
mempertaruhkan kehormatannya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari
kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatirannya yang mengundang
orang jadi tergoda.
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari
seberapa banyak dan besarnya ujian yang Ia jalani, tetapi dilihat dari sejauh mana Ia menghadapi ujian itu
dengan Syukur.
Dan Ingatlah…!!!
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari
sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana Ia bisa menjaga
kehormatannya dalam bergaul.
Setelah itu Sang anak kembali
bertanya
“Siapakah yang dapat menjadi
kriteria seperti itu Mak …?”
Sang Emak memberikan sebuah buku
dan berkata
“Pelajarilah mereka!!”
Sang anak pun mengambil buku itu
dan terlihat sebuah tulisan
“ISTRI PARA NABI”
Meski kita bukanlah salah satu dari
Istri Nabi, Tapi meneladaninya adalah sebuah
bentuk kecintaan kita terhadap Allah SWT
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari
seberapa banyak dan besarnya ujIan yang Ia jalani, tetapi dilihat dari sejauh
mana Ia menghadapi ujian itu dengan Syukur.
Dan Ingatlah…!!!
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari
sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana Ia bisa menjaga
kehormatannya dalam bergaul.
Setelah itu Sang anak kembali
bertanya “Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu Mak?”. Sang Emak
memberikan sebuah buku dan berkata “Pelajarilah mereka!!”.
Sang anak pun mengambil buku itu
dan terlihat sebuah tulisan “ISTRI PARA NABI” .
Meski kita bukanlah salah satu dari
Istri Nabi Tapi meneladaninya adalah sebuah bentuk kecintaan
kita terhadap Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar